Mas Guru

Layar Duniaku

Dua Hari yang Lalu …..

Dua hari yang lalu tepatnya hari Sabtu, aku diajak kang Amri mengikuti seminar di Aichi Daigaku Nagoya. Kami sengaja berangkat siang agar cukup mengikuti sesi kedua sehabis duhur.

Tepat pukul 13.00 kami tiba di kampus dan langsung registrasi dengan bayar cukup 1000 yen. Sebagai hadiah kami menerima sejumlah makalah dan buku amat tebal berisi tulisan-tulisan Jepang kuno.

Kami mengambil tempat duduk di depan agar jelas mengikuti jalannya seminar. Tampillah sejumlah mahasiwa dan dosen menyajikan makalahnya masing-masing disusul dengan forum tanya jawab. Total waktu setiap pembicara 45 menit saja.

Kepalaku lama kelamaan berdenyut-denyut. Bukan karena aku lapar karena memang sedang berpuasa; tetapi karena aku tidak mudheng dengan apa yang disampaikan oleh pembicara. Mereka semuanya berbicara dalam bahasa Jepang, sementara diriku hanya paham kalimat-kalimat sederhana dalam tegur sapa saja.

Untuk mengantuk tidak mungkin bagiku; karena kami duduk di bangku nomor dua dari depan. Sesekali saat kepalaku tertunduk dengan kedua mata tertutup, kang Amri menyenggol pundakku.

Kurang lebih 4 jam aku terpenjara di forum yang seratus persen menggunakan bahasa planet nihonjin. Pelajaran yang aku petik adalah  ternyata kebanyakan orang jepang itu saat memberikan materi seminar hanya baca makalah. Hampir tidak ada eye contact diri dengan audience. Makanya aku hanya semangat menangkap kalimat-kalimat sang pembicara saat dia menjawab pertanyaan peserta di forum tanya jawab karena ini berlangsung cukup komunikatif.

Tepat pukul 17.30 seminar rampung ditutup dengan penyerahan sertifikat pada sejumlah mahasiswa dan profesor. Aku sempat dikenalkan dengan Profesor yang super aktif dalam forum diskusi. Beliau sudah sepuh dan menjadi pengajar di Aichi Daigaku selepas pensiun.

Saatnya jalan-jalan ke Osu Kanon pun tibalah. Aku bermaksud berburu lukisan antik untuk omiyage rekan-rekan di kampung. Aku juga ingin mengoloksi dan memfigura lukisan buat dipajang di rumah. Sepertinya unik!

Di sebuah toko kami menemukan apa yang aku cari. Di situ tercatat ada diskon 30% per item. Aku pilih dua lukisan terunik dan membawanya ke lantai dua untuk dibayar.

Waduh kami kecele. Ternyata tidak ada diskon! Potongan harga berlaku bukan untuk barang yang kami beli. Ah dasar pedagang; kenapa label diskon ditempel tetpat di tempat lukisan yang berjejer di lantai satu?

Sudah terlanjur ambil, aku pun membayar kedua lukisan itu dan kembali berburu sambil cuci mata melihat-lihat komputer di toko-toko.

Sebelum pulang karena sudah malam, aku membeli sebuah lukisan mungil bergambar wanita memakai kimono berwarna keemasan. Aku juga membeli sebuah mouse buat note book-ku.

Kami sempatkan berbuka di sebuah taman dekat mall. Sebotol teh dingin dan roti manis jadi santapan pertamaku di malam itu.

Kami tiba kembali ke kaikan sekitar pukul 21.00. Usai mandi dan shalat, aku langsung tancap gas menulis di PC. Malam itu aku mendownload soal-soal Matematika berbahasa Inggris untuk aku koleksi sebagai bahan pengajaran di kelas rintisan Sekolah Standar Internasional.

Ada yang terlupakan malam itu; Chandra, anak sebelah kaikan menelponku bahwa pukul 20.30 sebenarnya keluarga Sassa San siap belajar bahasa Inggris bersamaku. Sudah 3 kali suami isteri dan anaknya yang akan tinggal di USA itu kursus denganku.

Ya, sudah. Kursus diundur minggu depan. Semoga aku bisa mengajar mereka dengan baik dan menarik seperti biasa! Amin.

September 8, 2008 Posted by | Uncategorized | Leave a comment